Dalam Geometri dipelajari hubungan antara titik, garis, bidang dan bangun ruang, dan berbagai hal yang muncul akibat adanya hubungan tersebut, misalnya sudut dan jarak. Yang juga sangat penting ialah bahwa geometri merupakan suatu sistem, yang dengan penalaran logis dari fakta atau hal-hal yang diterima sebagai kebenaran ditemukan sifat-sifat baru yang semakin berkembang (Travers, 1987:2). Namun perkembangan pendidikan matematika, khususnya kurikulum geometri yang diterapkan di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir, kurang mengembangkan penalaran logis tersebut. Terpotong-potongnya materi geometri menjadi segmen-segmen yang kurang sistemik, mengakibatkan kesulitan dalam menyusun menjadi sistem yang hierarkhis, untuk mengembangkan penalaran dan berpikir logis. Materi lebih banyak ditekankan kepada fakta-fakta yang dipelajari secara parsial dan perhitungan-perhitungan sering mendasarkan langkah: “pokoknya, untuk mengerjakan soal demikian perlu dilakukan langkah yang demikian ini”. Analisis, khususnya analisis keruangan kurang mendapatkan porsi, sehingga kemampuan keruangan pun umumnya menjadi lemah. Dampaknya ialah kurang dikuasainya geometri dimensi tiga di berbagai jenjang, baik pada siswa maupun pada para guru.
Untuk mengarahkan pada geometri yang lebih analitis, tidaklah mudah. Namun hal itu perlu diusahakan, agar pembelajaran matematika khususnya geometri, lebih khusus lagi geometri ruang, turut memberikan andil dalam mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi, disamping mengembangkan daya tanggap keruangan siswa serta memecahkan berbagai masalah dalam geometri ruang. Karena itu maka pembelajaran sudut dan jarak ini meskipun tidak seluruhnya disajikan secara deduktif, diusahakan memberikan suatu arah pada pemahaman melalui penalaran dan bukan sekedar hafalan teknis-praktis.
Berikut link untuk mendownload materi Sudut dalam Bangun Ruang